Fenomena Sosiologi Ekonomi

Nama : Rema Wahyuni

Prodi : Ekonomi Syari'ah

---------------------------------------------------------------------

Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Fenomena Sosiologi Ekonomi Yang Berupa Kemiskinan 




Pendahuluan

Kemiskinan merupakan kondisi dimana seseorang tidak dapat menikmati segala macam pilihan dan kesempatan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya, seperti tidak dapat memenuhi kesehatan, standar hidup layak, kebebasan, harga diri, dan rasa dihormati seperti orang lain, serta suramnya masa depan bangsa dan negara. Kemiskinan merupakan suatu permasalahan  sosial masa kini, karena masyarakat sangat sulit keluar dari kondisi kemiskinan yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh kehidupan masyarakat hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumtif rumah tangga, sehingga penghasilan yang diperoleh tidak mampu untuk melakukan ivestasi dalam dunia pendidikan maupun dunia usaha. Terutama pada masa pandemi covid-19 saat ini.

Akibat fenomena covid-19 tersebut mayoritas para suami bekerja keluar, ada yang menjadi nelayan, petani dan juga ada yang menjadi buruh, sedangkan kaum ibu hanya menjadi menjadi ibu rumah tangga yang tidak produktif. Sayangnya kemiskinan juga terjadi pada kaum lansia yang tidak memiliki keluarga yang produktif, dimana lansia tersebut walaupun akses transportasi yang jauh tetap mencari nafkah untuk mempertahankan hidup.Karakteristik kemiskinan ini di perparah dengan program pemerintah yang tidak tepat sasaran dalam memberdayakan keluarga miskin. 

Kajian Pustaka

Kemiskinan yang terjadi di Indonesia terus bergulir seperti lingkaran yang tak pernah menemukan ujungnya. Kemiskinan yang terjadi sering dikaitkan dengan masalah pendapatan yang minim seiring terjadinya pandemi covid-19 yang menyebabkan ketidak mampuan memenuhi kebutuhan pokok apalagi kebutuhan lain seperti pendidikan, kesehatan, rekreasi dan sebagainya. Pengertian kemiskinan itu sendiri menurut Ibnu Khaldun (dalam Affandi dan Astuti, 2013, hlm.138) adalah sebagai berukut: kemiskinan merupakan suatu proses yang disebabkan oleh penurunan politik umat yang tidak absah karena lemahnya demokrasi, hal ini mengakibatkan munculnya berbagai kejahatan dalam masyarakat. Kemiskinan ini tidak hanya diakibatkan karena faktor ekonomi saja, akan tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 mengungkapkan pengertian mengenai kemiskinan yaitu: “Kemiskinan adalah ketidakmampuan memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Kemudian negara menetapkan suatu batas atau garis kemiskinan yang menjadi tolak ukur apakah dengan suatu kondisi masyarakat tersebut tergolong miskin atau tidak”.

Pembahasan

Sejauh ini, Indonesia belum mampu mengendalikan pandemi COVID-19. Sejak diumumkan kasus COVID-19 pertama pada Maret 2020, jumlah kasus harian yang dilaporkan terus meningkat sepanjang 2020 hingga 2021. Dari kondisi terkini, secara kasat mata dapat terlihat bahwa kondisi kehidupan masyarakat Indonesia belum pulih sepenuhnya seperti masa-masa sebelum pandemi. Pada 15 Juli 2021, BPS merilis laporan bahwa pada Maret 2021 sebesar 10,14% atau sebanyak 27,54 juta penduduk Indonesia berstatus miskin. Tingkat kemiskinan Maret 2021 ini sedikit turun dari September 2020 namun masih lebih tinggi dibandingkan kondisi sebelum pandemi pada September 2019.



Penurunan tingkat kesejahteraan rumah tangga (berdasarkan pengeluaran per kapita) salah satunya disebabkan oleh turunnya pendapatan rumah tangga. Studi SMERU menunjukkan bahwa 75% rumah tangga mengalami penurunan pendapatan selama pandemi. Sebanyak 66% rumah tangga yang memiliki usaha kecil juga mengalami penurunan jumlah pembeli dan omzet usaha. Selain itu, pada Agustus 2020 terjadi peningkatan angka pengangguran sebesar 2,7 juta orang. Pada saat yang sama, rata-rata upah nominal pekerja atau buruh mengalami penurunan sebesar -5,2% dari upah nominal sebelum pandemi. Dari status terkini (per 15 Juli 2021), kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Menanggapi hal ini, Bank Indonesia bahkan sampai menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2021 dari 4%–5% menjadi 3,8%. Salah satu langkah utama yang harus diambil oleh pemerintah untuk mengendalikan pandemi adalah mempercepat vaksinasi secara nasional. Selain itu, bantuan sosial masih sangat diperlukan untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga, terutama rumah tangga miskin, dalam situasi krisis saat ini. 

Penutup

Dari penjelasan di atas terdapat bukti bahwa tingkat kesejahteraan sebagian besar rumah tangga di Indonesia menurun selama krisis akibat pandemi COVID-19. Untuk mencukupi kebutuhan hidup selama pandemi, beberapa strategi diterapkan oleh rumah tangga. Cara yang paling umum dilakukan rumah tangga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari antara lain dengan menjual atau menggadaikan barang, mengurangi pengeluaran nonmakanan, meminjam uang kepada kerabat, mengurangi pengeluaran makanan, dan mekanisme lainnya. Hanya 15% rumah tangga yang melaporkan bahwa kebutuhan hidup mereka sudah terpenuhi. Sebanyak 51% rumah tangga di Indonesia tidak memiliki tabungan uang ataupun barang. Sementara itu, 14% rumah tangga memiliki tabungan yang dapat mencukupi kebutuhan keluarga selama lebih dari 6 bulan, 10% memiliki tabungan yang dapat mencukupi kebutuhan selama kurang dari sebulan, dan selebihnya memiliki tabungan yang dapat mencukupi kebutuhan selama 1–6 bulan. 



Terimakasih..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PKKMB IAITF 2023 Membentuk Wawasan Mahasiswa Menuju Generasi Emas Level Internasional

PKKMB IAITF 2023 Ditutup Dengan Pelepasan Balon